Breaking News

Rizki Hysnu Saptyadi Caleg PSI : REVOLUSI DIGITAL BELUM SELESAI



Penulis : Rizki Hysnu Saptyadi





INIKABAR.com , JAWA BARAT - Apa sih pentingnya bagi TENCENT, perusahaan teknologi dengan evaluasi nilai saham terbesar di Tiongkok, membeli banyak perusahaan retail tradisional konvensional seperti Carefour di Tiongkok? benarkah ini menjadi sinyal adanya revolusi terbaru yang disebut "Smart Retail" / Retail Pintar.





Tiongkok saat ini melakukan "Shifting" (pergeseran) model bisnis bahwa orientasi ekonomi tidak lagi hanya pada manufaktur, tetapi juga pada konsumsi. Mengapa konsumsi? Ya jelas donk, Tiongkok yang memiliki populasi lebih dari 1 Milyar penduduk pastilah akan belanja. Beli beras, beli makanan, beli minuman, beli baju, beli rumah, dst, semuanya pasti akan belanja.





Saat ini di Tiongkok sudah berada di era teknologi belanja Online, inilah yang disebut retail masa depan, dan akan menjadi bisnis sesungguhnya. Taukah bro & sis ketika meng-klik produk belanja via Online, itu ternyata ada peluang bisnis yang sangat luar biasa didalamnya. Bisnis apakah itu?? bisnis DATA boss.....





Terus apa fungsinya data tsb? Sangat berfungsi banget. Kalau kita punya bisnis kita bisa tau "Profiling" konsumen kita. Dalam Smart Retail ada beberapa karakteristiknya. Pertama, bisa memberitahu kita (pemilik bisnis) bahwa pembeli prioritas datang. Jadi jika pembeli tsb datang otomatis akan mendapat "special treatment" yang akan membuat mereka loyal, kalau loyal pasti akan sering membeli sehingga  akan melonjak nilai penjualan bisnis itu. Pintar bukan?!





Kedua, Notifikasi Statistik Pembelian. Dengan belanja online, perusahaan teknologi seperti Tencent bisa tau lho dalam sebulan seseorang belanjanya apa saja, berapa banyak, seberapa sering, dll dan itu semua hanya dengan satu kali "klik". Mereka bisa tau statistik pembelian kita, jadi mereka juga bisa tau produk apa saja yang AKAN kita beli.





Ketiga, Identifikasi tempat yang akan dikunjungi. Dari sini mereka bisa tau kita AKAN belanja dimana berdasarkan statistik tersebut.





Keempat, History. Jadi bisa mengetahui barang2 yang  sering dilihat berdasarkan "history" pencarian. Dengan demikian calon pembeli akan ditawari terus menerus supaya akhirnya beli. Contoh sederhananya seperti ini, coba kita buka akun youtube kita, tentunya youtube sudah mem-profiling kita sehingga hanya vidio2 yang sesuai dengan minat kita yang akan muncul di beranda kita, bukan begitu?





Terus Bagaimana Dengan Indonesia?


Seperti kita ketahui banyak sekali "brand" terkenal yang tutup gerai, seperti Matahari, Ramayana, Hypermart, Lotus, dll. Namun mereka mengakui akan melakukan "Shifting Business Model". Maka sangat besar kemungkinan mereka akan seperti model bisnis di Tiongkok sana. Jadi mereka masih tetap punya gerai namun juga menggandeng perusahaan teknologi untuk berjualan secara Online.





Apa sih gunanya Online? yaitu DATA. Karena data bisa mem-profiling siapapun dan menjadi strategi paling mutakhir ketika kita akan membuat sebuah bisnis. Di masa depan DATA akan menjadi komoditas yang lebih mahal dari minyak ataupun mineral lainnya. 





Dan saya tidak pernah berhenti mengingatkan pemangku kebijakan dan Caleg2 PSI untuk DPR RI agar sesegera mungkin membuat payung hukum perlindungan data seperti ini. Karena data adalah informasi, dan informasi itu sangat rentan untuk disalahgunakan. Dan seperti kata pepatah dalam pertempuran siapa yang bisa menguasai informasi maka dialah yang akan menang. Bahkan dalam Pemilu (baca tulisan saya diawal tahun 2019: Memproteksi Masa Depan).

BACA JUGA YANG LAINNYA