CATATAN BRO RIZKI Caleg PSI : UNIK
Penulis : RIZKI HYSNU SAPTYADI
INIKABAR.com , JAWA BARAT - Saya ingin sedikit sharing tentang "political shakedown" yg terjadi beberapa hari ini. Yang bermula dari tulisan Ketua Umum PSI Grace Natalie di harian kompas tgl 22 oktober 2018 tentang "Menghentikan amplop coklat di DPR", kemudian dilanjut dengan sikap dan solusi dari PSI berupa agenda "Bersih - bersih DPR" agar terjadi penghematan anggaran di DPR. Serta pidato - pidato yang berani dan tegas di setiap acara Festival 11 yang diadakan setiap tanggal 11 setiap bulan hingga menuju pemilu.
Sesuai pernyataan di harian Kompas tersebut kita masyarakat awam menjadi tahu bahwa sumber pendapatan setiap anggota DPR sangatlah banyak, dan bisa mencapai 2 Milyar per org per tahun. Waaww... jumlah yg fantastis kan?!
Dan beberapa hari setelah kampanye "Bersih - bersih DPR" yg dicanangkan oleh PSI serta statement tentang partai nasionalis gadungan yang sengaja membiarkan intoleransi berkembang luas di indonesia, maka beramai-ramailah para politisi senior (tua) dr semua partai termasuk partai koalisi Jokowi, mulai "memusuhi" PSI. Saat ini PSI dianggap musuh bersama hanya karena ingin mengubah "budaya" lama para parpol lama. Aneh kan?! tujuannya baik koq malah dimusuhin?!. Hehe.
Ketidaksetujuan agenda "Bersih - bersih DPR", apalagi kemarin di acara Festival 11 Medan dimana sis Grace mengkritik pedas partai2 nasionalis lainnya, itu tdk hanya datang dari parpol lama saja tetapi juga dari beberapa anggota PSI sendiri di daerah2, . lho koq bisa?!
Maksud dari para anggota PSI di akar rumput itu karena tidak ingin ada "gesekan" dgn partai2 koalisi jokowi, agar di lapangan mereka bisa lebih mudah mengkampanyekan PSI.
Eit, jangan salah!! para petinggi PSI juga orang lapangan lho bro n sis....
Jadi mereka juga paham kondisi di akar rumput.
Memang maksud dari para anggota PSI di daerah itu baik, namun yang dilakukan para petinggi PSI juga sangatlah baik karena mengutarakan kebenaran. Saya pernah mendengar ada pepatah yg mengatakan "utarakanlah kebenaran walupun itu menyakitkan" atau "speak the truth even it leads to your death".
Namun disini saya ingin mengutarakan pendapat saya dilihat dari sudut pandang marketing, ingat ya "sudut pandang marketing"!! Sebenarnya langkah yang dilakukan petinggi PSI itu sangatlah tepat dengan membuat "political shakedown" tsb. Kenapa demikian?
Menurut ahli marketing bisnis dan pakar ekonomi Rhenald Kasali di bukunya yang pernah saya baca, beliau mengatakan bahwa "Untuk memenangkan sebuah kompetisi (persaingan) tidak perlulah repot2 menjadi yang terbaik dan terhebat, tetapi jadilah B E R B E D A (UNIK)".
Ya saya pribadi selaku pelaku usaha sangat sependapat dgn pernyataan beliau. Dalam hal ini PSI berupaya menjadi partai yg UNIK atau "Beda" dari partai2 koalisi Jokowi lainnya.
Coba kita lihat persaingan usaha kafe / tempat makan yang ada disekitar kita, mereka berebut pelanggan dgn menampilkan produk2 kreatif dan jargon2 unik untuk menarik minat pelanggan. Seperti Bakso mercon, bakso beranak, mie melayang, pasta buntel, rawon setan, dll. Kreatif2 kan?! Padahal kalau dari segi rasa toh juga sama saja. Tetapi mereka Unik, Berbeda dan Kreatif. Dan karena itupulah mereka mendapat pelanggan sangat banyak sehingga otomatis menaikkan omzet.
Itulah kenapa iklan - iklan PSI di layar kaca penyampaiannya UNIK dan mengangkat pesan tentang Politik Kegembiraan juga adalah bagian dari strategi itu. Menurut saya itulah yg dilakukan PSI saat ini, adalah agar mendapat dukungan suara dari masyarakat yg pro Jokowi dan Generasi Milenial yang jumlahnya sangat banyak yaitu 40% dari suara nasional. Karena kalau dari sisi "besar"nya partai, jelas PSI (saat ini) masih belum bisa bersaing dengan partai2 lama itu krn PSI adalah partai baru.
Kemudian bagaimana dgn kekhawatiran rekan2 PSI di daerah jikalau terjadi "gesekan" dgn partai koalisi jokowi di lapangan? lho kita ini mau memperjungkan suara masyarakat atau partai2 sih?! Bukankah kita bergabung di PSI untuk menebar kebajikan apapun resikonya...?! Jadi menurut saya tidak perlu berlebihan mengkhawatirkan hal tersebut.
Saya juga sangat sering turun ke lapangan mensosialisasikan PSI, dan masyarakat awam pun tidak terpengaruh akan hal itu atau bahkan tidak tau menahu. Apa mungkin masyarakat kita lebih suka nonton sinetron Azab di indosiar daripada berita di Metro TV ya?! haha.... (pariz)