Pelatihan Pendamping Kurikulum 2013.di SMP Al-Muttaqin Berjalan Lancar
INIKABAR.com , JAWA BARAT - Induk kluster SMP Al-Muttaqin melatih pendamping Kurikulum 2013 (Kurtilas) ’In One’ kepada sekolah imbas di Aula sekolah jalan Rawagempol Kulon Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang, Senin (30/7/2018).
Untuk peningkatan pemahaman serta implementasi Kurtilas dalam menghasilkan tim pendamping yang berkualitas.
Selain itu, agar peserta dapat meng-update kembali menset guru, terutama untuk aplikasi pembelajaran.
”Tugas induk kluster, memberi bantuan konsultasi, pemodelan dan pelatihan personal untuk hal-hal spesifik dalam implementasi Kurtilas di SMP imbas, yaitu SMPN 2 Jatisari, Satap Cilamaya, SMP Al-Muttaqin, SMP Al-Mudriqi, SMP Maarif, SMP Latahzan, SMP Al-Ifadah, dan SMP Al-likhsan, yang baru melaksanakan kurtilas, untuk kls 7 tahun ajaran sekarang," kata ketua pelaksana, Rintho Tohirin SE kepada inikabar.com disekolah.
Induk kluster juga, kata dia, membantu memberi alternatif solusi kontekstual dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi saat implementasi Kurtilas di sekolah. Selain itu untuk meningkatkan kualitas perencanaan, proses dan penilaian pembelajaran, dan membangun budaya mutu sekolah melalui penerapan kurikulum secara inovatif, kontekstual dan berkelanjutan.
"Pelaksanaan IN selama dua hari, untuk ON dilaksanakan disekolah masing-masing. Kegiatan ini ditujukan kepada guru kelas 7 semua mata pelajaran dan Kepala Sekolah,” katanya.
Ia menambahkan Pendampingan guru diperlukan untuk mengetahui, sejauh mana guru berhasil menerapkan konsep Kurikulum 2013 di kelas. Sebab, proses pendampingan dilakukan melalui sistem In-On.
“Guru dan Kepala Sekolah yang menjadi sasaran Pelaksanaan kurikulum 2013, akan diberikan pendampingan baik pada kegiatan In maupun pada kegiatan On,” ujarnya.
Sementara itu, H Sunarya Hidayat, narasumber, menegaskan adanya perbedaan pembelajaran yang harus diantisipasi oleh semua guru dan tenaga kependidikan yang ada. Disamping itu proses pembelajaran harus dikedepankan dalam memberikan penilaian atas hasil belajar. karena melalui proses pembelajaran ini akan terbentuk karakter peserta didik. Sehingga peserta didik akan termotivasi menjadi seorang yang kreatif, inovatif, dan memiliki daya saing yang tinggi.
“Perbedaan pembelajaran terutama dengan pendekatan saintifik, menuntut guru mampu menjadi fasilitator bagi para siswa” pungkasnya.
Penulis : (Irwan+Egi Maulana)