Tradisi Ifthor Jama'i, Tadarus dan Kultum di Masjid Da'arul Amanah Polrestro Bekasi
INIKABAR.com , JAWA BARAT - Geliat syi'ar Ramadhan 1439 Hijriyah atau tahun 2018 Masehi di Masjid Da'arul Amanah Polres Metro Bekasi dibawah pimpinan Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol. Candra Sukma Kumara SIK, MH., kian terasa.
Tradisi Ifthor Jamai alias berbuka puasa bersama yang dihadiri oleh jamaah sekitar masjid dan segenap anggota Polres Metro Bekasi yang tengah piket atau siaga, Tadarus Al Quran yang terus terdengar hingga selesai sholat taraweh hingga tradisi Kultum yang sejatinya 'Kuliah Tujuh Menit" tapi untuk membingkainya menjadi ceramah singkat dengan materi up date yang bermanfaat sebagaimana hari Jumat, 19 Mei 2018 yang disampaikan Ustadz Abu Qotadah, Lc dari Tasik Malaya yang mengangkat tema "Pandangan Islam Terhadap Terorisme".
Ustadz Abu Qotadah, Lc., selayang pandang menguraipaparkan secara singkat mengapa terorisme muncul ditengah umat Islam yang seharusnya Rahmatan Lil'alamiin hal ini dikarenakan oleh
Pemahaman Radikalisme/Terorisme
Point 1 karena adanya penyimpangan beragama, Point 2 karena bodoh yang diperparah rendahnya
derajat iman, derajat amal sholeh, sebab salah menafsirkan makna Jihad di Jalan Allah.
Tambah Ustadz yang lama menggeluti cara mencegal tangkal terorisme. Pemahaman jihad yang keliru karena ketiadaan ilmu atau kurangnya ilmu tentang apa dan bagaimana jihad di jalan Allah yang benar.
Radikalisme dan Terorisme adalah sebuah kebodohan. Bahaya kebodohan dan bahayanya bertanya pada orang yg bodoh. Sebagaimana orang Indonesia yang ke Suriah kemudian tidak jelas gurunya sehingga malah pulang membawa oleh-oleh ilmu yang radikal dan ilmu teroris yang sesat. Seperti Bom Bunuh diri yang jelas islam tidak memperbolehkan bunuh diri apalagi sambil membunuh dan atau melukai orang yang tidak bersalah.
Teroris berbingkai islam itu hakekatnya berguru pada yang bukan guru..bertanya bukan pada ulama. Guru para teroris itu berpemahaman yang dangkal dan tidak punya silsilah ulama islam yang mumpuni.
Preventifnya atau pencegahan radilisme dan terorisme adalah umat islam harus belajar agama Islam dengan benar dan
Beragama Islam jangan pakai emosi belaka.
"Jihad yang syar'i, pimpinan jelas, tempatnya jelas, alasannya jelas". Semua harus ada ilmu agama, semua harus berguru pada ulama yang benar yang mengajarkan islam itu cinta damai penuh kesejukan yang tidak suka konflik, tutup Abu Qotadah Lc.
Di kesempatan berbeda, jamaah Masjid Da'arul Amanah Polrestro Bekasi, Rafii'ud Darajaat yang lahir di Bojonegoro, 22 April 1997, saai ini Mahasiswa Universitas Presiden Jurusan Manajemen semester VI merasa senang sudah 3 kali Ramadhan ikut ifthor jama'i atau berbuka puasa bersama dengan sistem prasmanan baik untuk takjil maupun makan bersamanya dan hari ini bertambah wawasannya tetang radikalisme dan terorisme.
Buat Rafi dan sekitar 10 Mahasiwa Universitas Presiden yang sudah menjadi jamaah taraweh di Masjid Da'arul Amanah Polres Metro Bekasi merasa bersyukur sudah 3 tahun ini menjadi peserta berbuka puasa bersama serta sholat maghrib dan taraweh di mesjid Da'arul Amanah seraya berharap sering ada kultum yang bagus dan up to date materinya.
Sementara itu Ustadz Muhammad Nurdin dan Ustadz Adang Supriadi yang menjadi Merbot dan Pengurus Masjid menambahkan bahwa Masjid Da'arul Amanah Mapolrestro Bekasi diresmikan oleh Bupati Bekasi DR. H. Sa"duddin, MM., pada tanggal 22 Maret 2011 dan selesai direnovasi pada tanggal 16 Maret 2016. Alhamdulillah semua Kapolres disini begitu perhatian kepada kegiatan syiar islami dan santunan yatim piatu bahkan kami mendapat kesempatan umroh, pungkas Ustadz Nurdin yang diamini oleh Ustadz Adang.
Penulis : Agus Yusbiyadi