Rusmin: Pergantian Presiden 2019 Tuntutan Konstitusional
INIKABAR.com , JAKARTA – Semaraknya aksi masyarakat menggunakan tagar ganti Presiden 2019 secara psikologis merupakan sinyal publik sudah tidak percaya lagi dengan rezim yang ada sekarang.
Demikian dikatakan pengamat politik Rusmin Effendy saat dihubungi inikabar.com, di Jakarta, Senin (7/5/18).
Menurut dia, rakyat bisa merasakan sendiri selama hampir empat tahun kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) tak mampu membawa perubahan yang signifikan.
“Semua janji-janji kampanye tak ada yang bisa dirasakan langsung manfaatnya bagi rakyat. Jadi, wajar saja bila rakyat menuntut pergantian dan perubahan," katanya.
Rusmin menegaskan, kepanikan rezim yang ada sekarang dengan cara mengintimidasi rakyat yang menggunakan tagar ganti presiden merupakan perbuatan keji dan tidak berabad, melanggar konstitusi UUD 1945 soal kebebasan berpendapat.
Padahal, lanjut dia, tidak ada yang salah dari gerakan tersebut. "Ini membuktikan rezim ini sudah tidak dipercaya rakyat. Rakyat sebagai pemilik mandat berhak secara bebas menentukan pilihan siapa yang dinilai pantas memimpin bangsa ini," tukasnya.
Selama ini, kata Rusmin, rakyat sudah cerdas menilai apa kinerja yang dilakukan pemerintahan sekarang.
"Program yang dilakukan pemerintah hanya pepesan kosong, menguntung asing dan aseng, tidak ada yang berdampak langsung pada kehidupan dan nasib rakyat. Beban ekonomi rakyat semakin tinggi mulai pencabutan subsidi, pajak, listrik, pendidikan, kesehatan sampai sandang dan papan. Angka kemiskinan semakin tinggi dan sebagainya. Bahasa lugasnya rakyat tertipu dengan pencitraan," paparnya.
Dia berharap, Pilkada DKI bisa menjadi pembelajaran politik rakyat untuk melawan kesewenang-wenangan penguasa seperti Ahok. Padahal, hampir tidak masuk akal bisa dikalahkan. Buktinya, betapa kuatnya Ahok bisa ditumbangkan bila rakyat bersatu.
Kondisi ril politik saat ini, lanjut dia, rezim Jokowi sudah tidak kuat dan dapat dengan mudah dikalahkan.
"Tanda-tandanya sudah terlihat dengan jelas, seperti tanda-tanda akhir zaman seperti sosok pemimpin yang mendzalimin rakyatnya, orang-orang munafik yang dipercaya, orang baik disingkirkan dan sebagainya. Itulah realitas politik yang kita rasakan sekarang," tegasnya.
Rusmin menambahkan untuk mewujudkan gerakan tuntutan pergantian presiden, ummat Islam harus bersatu, dan pada saatnya harus cerdas memilih sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan.
"Jangan sampai kita ditipu dengan jargon dan janji-janji palsu," imbuhnya.
Dia memprediksi gerakan tagar ganti presiden 2019 tidak bisa dibendung dengan cara-cara apapun. Semakin kuat tekanan pemerintah akan membuat rakyat semakin bersatu melawan rezim ini.
"Hanya orang dungu yang bilang kaos tidak bisa ganti presiden. Yang pakai kaos kan rakyat. Suara rakyat suara Tuhan. Begitu kredo demokrasi," ujarnya. (Dudun Hamidullah)