Bertemu dengan Ormas Islam, Kapolri Minta Maaf
INIKABAR.com , JAKARTA – Kapolri Jenderal H Muhammad Tito Karnavian berkunjung ke Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia terkait sikap yang ditunjukkan Dewan Da'wah melalui press release atas video pernyataan Tito yang dinilai menafikan peran ormas Islam dalam pembentukan bangsa dan andil dalam pembangunan NKRI.
Dalam video yang viral itu, terkesan Kapolri hanya mengakui peranan NU dan Muhammadiyah. Lewat pernyataan pers dan surat yang dikirim ke Mabes Polri, Dewan Da'wah mengeritik pidato Kapolri di Serang, Banten, yang – entah kenapa – baru viral setahun kemudian.
Pembantu Umum Dewan Da'wah, H Lukman Hakiem yang dikenal sebagai peminat sejarah juga turut mengoreksi pidato Kapolri. Tulisan Lukman Hakiem yang diupload ke media sosial itu, juga memberi kontribusi atas munculnya inisiatif Kapolri untuk bersilaturahim ke Dewan Da'wah. Kapolri datang ke Dewan Da'wah, pada Rabu, 7 Februari 2018, sekitar pukul 17.00 WIB.
Kapolri pun mengklarifikasi disertai permohonan maaf kepada seluruh ormas Islam. Kesepakatan membangun kerjasama pun menjadi fokus pembicaraan dalam silaturrahim yang akrab itu.
Memakai baju koko putih, celana hitam dan berpeci, kedatangan Tito disambut langsung Ketua Umum Dewan Da’wah, Drs H Mohammad Siddik, MA, Wakil Ketua Umum Bidang Luar Negeri H Abdul Wahid Alwi, MA, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Organisasi Drs H Amlir Syaifa Yasin, MA, Sekretaris Umum Drs Avid Solihin, MM, beserta pimpinan 13 organisasi Islam yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam (MOI). Pertemuan dimulai sejak pukul 17.00 WIB dan selesai sekitar pukul 21.00 WIB.
Dalam pertemuan awal, Kapolri Tito diterima di ruang Ketua Umum Dewan Da'wah. Pada kesempatan tersebut, Siddik menjelaskan latar belakang pembentukan, visi, misi, dan hambatan yang dihadapi Dewan Da'wah.
Kapolri menyimak dengan saksama penjelasan Siddik, dan menyatakan siap bersinergi dengan Dewan Da'wah yang memiliki ribuan da'i tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Anggota kami di seluruh desa, akan saya arahkan untuk bekerja sama dengan da'i Dewan Da'wah," kata Kapolri Jenderal H Muhammad Tito Karnavian.
Terhadap masalah yang dihadapi Dewan Da'wah di Ambon, Maluku, Jenderal Tito berjanji akan segera menyelesaikannya. Secara spontan, Kapolri memerintahkan Wakabaintelkam, Inspektur Jenderal (Pol) Luki Hermawan yang mendampinginya untuk segera menuntaskan masalah tersebut.
Kepada pimpinan Dewan Da'wah, Jenderal Tito bercerita, saat lulus Akademi Kepolisian dengan pangkat Letnan Dua, dia ditugaskan di Polres Jakarta Pusat.
"Karena masih bujangan, saya tidur di Polres. Karena yang terdekat dengan Polres Jakarta Pusat adalah Masjid Al-Furqan, saya selalu shalat Jumat di sini. Pada bulan puasa, saya selalu shalat tarawih di Al-Furqan," kata Tito sambil menambahkan bahwa itu terjadi pada 1987 sampai 1992.
Cerita Tito langsung disambar oleh Lukman Hakiem, "Kalau begitu, Pak Tito ini Keluarga Besar Dewan Da'wah."
Pertemuan dengan MOI
Setelah dengan pimpinan Dewan Da'wah, pertemuan dilanjutkan dengan pimpinan ormas yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam (MOI) dan para wartawan. Setelah menyampaikan maksud kunjungan, acara ditunda untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah.
Kapolri dan rombongan melakukan shalat maghrib berjamaah di masjid Al-Furqan. Sesudah ramah tamah sambil bersantap malam, selanjutnya dilakukan pertemuan tertutup dengan Dewan Da’wah dan MOI, membicarakan masalah-masalah keumatan, situasi politik, ekonomi keumatan, dan masalah-masalah lainnya.
Kepada para pemimpin ormas Islam Tito mengatakan, "Ini adalah kunjungan silaturahim saya kepada Dewan Da’wah. Selama menjadi Kapolri, baru kali ini saya berkunjung ke Dewan Da’wah." Tetapi Tito mengaku dirinya tidak asing dengan Masjid Al-Furqan.
Seperti kepada pimpinan Dewan Da'wah, kepada para pemimpin ormas, Tito bercerita bahwa Masjid Al-Furqan tempatnya melaksanakan shalat Jumat dan taraweh, karena jaraknya dekat dari kantor.
“Jadi saya tidak asing dengan Masjid Al-Furqan, dan bukan orang baru di lingkungan Dewan Da’wah. Jadi otomatis saya ini warga Dewan Da’wah,” ujar Tito.
Klarifikasi Kapolri
Terkait video pernyataan Kapolri yang viral itu, Kapolri menyatakan, “Ini kesempatan yang baik untuk mengklarifikasi."
Menurut dia, video itu aslinya berdurasi sekitar 24 menit, dan yang viral dengan durasi dua menit itu adalah potongannya. “Padahal aslinya saya bahkan banyak mengkritik NU dan Muhammadiyah. Bahkan secara lisan kritikan saya yang disampaikan ke tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah lebih banyak. Tetapi memang, karena itu adalah pertemuan internal NU, jadi sambil mengkritik, saya juga mengangkat lagi,” Tito menjelaskan.
Kapolri menerangkan, dalam video itu pada intinya mengingatkan ada hal yang perlu diwaspadai oleh NU dan Muhammdiyah tentang beredarnya informasi adanya ketidakpuasan di (level) grass root kepada kalangan elit (karena merasa suaranya tidak didengar). “Itu aja sebenarnya yang saya sampaikan waktu itu,” kata Tito.
Namun demikian, Kapolri Tito Karnavian dengan tulus menyatakan permohonan maafnya kepada seluruh ormas Islam dan umat Islam akibat potongan video tersebut.
Jenderal Tito mengatakan, dirinya telah menjelaskan hal itu secara apa adanya kepada Ketua Umum Dewan Da’wah Mohammad Siddik beserta seluruh pimpinan ormas yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam (MOI).
"Alhamdulillah bapak-bapak yang hadir, para pimpinan ormas dapat memahami bahwa saya tidak memiliki niat sedikit pun untuk menafikan ormas-ormas Islam yang lain. Bahkan saya sangat ingin bersinergi dengan semua elemen masyarakat, khususnya ormas-ormas Islam,” kata Kapolri.
Tito mengatakan, pertemuan sepakat untuk membangun kerjasama yang lebih baik, bahkan sepakat akan membuat pertemuan-pertemuan reguler. Dia juga menjelaskan rencananya melakukan kunjungan-kunjungan ke ormas Islam yang berada di Medan, Bandung, Majalengka, dan Sulawesi Selatan.
“Saya akan perintahkan seluruh jajaran Polri untuk merangkul semua elemen, tokoh-tokoh ormas Islam. Kami sudah melakukan pembicaraan dan kesepakatan, dan nantinya kami akan melanjutkan dengan pertemuan-pertemuan reguler setiap bulan,” kata Tito Karnavian.
Jangan Disalahartikan
Tetapi ia juga mewanti-wanti agar kesepakatan membangun kerjasama yang lebih baik dengan ormas-ormas Islam, jangan disalahartikan sebagai persiapannya untuk maju di Pilpres 2019.
“Demi Allah saya tidak ada rencana apapun untuk diri saya, atau sebagai bentuk dukungan terhadap ormas tertentu,” ujar Tito, seraya menjelaskan bahwa keinginannya cuma satu, membangun hubungan dengan semua elemen masyarakat, utamanya dengan ormas-ormas Islam. Tujuannya untuk menjaga NKRI. Hanya itu saja.
Ketua Umum Dewan Da’wah membenarkan Kapolri Tito Karnavian mengambil insiatif menyatakan permintaan maafnya atas potongan video pernyataannya tersebut.
“Selanjutnya kami membicarakan pokok-pokok masalah keumatan, masalah keamanan, dan lain-lainnya. Membangun kerjasama lebih baik dengan Kapolri beserta seluruh jajaran kepolisian di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Mohammad Siddik. ( Dudun Hamidullah )